Ia ditikam sampai mati oleh Praetorian Guard pada tahun 41 M. Caligula dikenang sebagai salah satu kaisar Romawi paling mengerikan sepanjang masa.
Banyak orang Romawi kuno yang senang ketika Caligula akhirnya mati dibunuh. “Selama masa pemerintahannya, Caligula dipandang sebagai seorang tiran yang menjelma menjadi monster,” kata Jan Bartek dilansir dari laman Ancient Pages.
“Ingat, bahwa saya memiliki hak untuk melakukan apa pun kepada siapa pun,” Caligula pernah berkata. Ia membuktikan ucapannya itu dengan menyiksa dan mengeksekusi orang kapan pun dia mau.
Gaya hidupnya yang mewah membuat pembayar pajak mengeluarkan banyak uang. Caligula membangun istana yang megah di mana dia bisa minum mutiara yang dilarutkan dalam cuka. Makanannya pun berlapiskan daun emas. Di atas segalanya, penduduk Romawi dipaksa untuk menyembahnya sebagai dewa saat ia masih hidup.
Kecintaannya akan kemewahan membuat orang bertanya-tanya seperti apa istana yang ditempatinya semasa hidup.
Selama 3 tahun, para ilmuwan menggali di bawah kantor Enpam di sepanjang Piazza Vittorio Emanuele IIpara. Mereka menemukan sisa-sisa istana mewah Caligula. “Yang paling menonjol adalah tamannya yang eksotis tempatnya memelihara hewan liar,” tambah Bartek.
Istana mewah itu dilengkapi dengan taman yang memiliki hiasan lengkap dengan air mancur. Di taman tersebut, Caligula menikmati kebun binatang eksotis yang menampung burung unta, rusa, bahkan beruang.
Di situs itu, arkeolog juga menemukan artefak, permata, koin, tulang binatang, serta bros logam milik penjaga kekaisaran.
Semua penemuan ini menceritakan kisah yang luar biasa, terutama tentang kemewahan dan kebun binatangnya.
“Kami telah menemukan tulang dari kaki singa, gigi beruang, tulang burung unta dan rusa. Bisa dibayangkan hewan-hewan berlarian bebas di lanskap yang mempesona ini. Hewan-hewan liar ini juga digunakan untuk sirkus pribadi kaisar,” ungkap Dr. Mirella Serlorenzi di Kementerian Warisan Budaya dan Kegiatan.
Seperti apa istana Caligula? “Itu adalah tempat yang bagus untuk pesta,” jelas Serlorenzi.
“Pasti ada pesta pora. Segala sesuatu yang dapat Anda bayangkan. Terutama karena Caligula sangat suka berada di sini.”
Taman itu memiliki tempat perlindungan air mancur yang didedikasikan untuk peri air. Istana dihiasi dengan marmer beraneka warna dengan harga paling mahal di kekaisaran. Marmer ini menciptakan batas kaleidoskopik untuk taman teras.
Ada begitu banyak marmer yang bagus sehingga pengrajin kuno menggunakannya sebagai kanvas. Mereka mengukir desain bunga dan mengisi ruang kosong dengan tatahan marmer lainnya.
Topeng teater Yunani digantung di barisan tiang, dan kolom, dan tempat lilin dihiasi dengan daun ek atau tanaman ivy dari marmer.
"Hewan seperti singa dan beruang menghibur para tamu," ungkap Jason Horowitz dilansir dari laman Town and Country. Burung merak dan rusa berkeliaran di antara semak mawar, pohon zaitun, pohon buah-buahan, dan patung.
Di pekarangan, lukisan dinding merah Pompeii menutupi dinding yang berkilau dengan jumlah garnet, carnelian, dan rubi yang menakjubkan.
Selama empat tahun Caligula menduduki takhta Romawi, tempat persembunyian favoritnya adalah taman yang disebut Horti Lamiani. Ini terletak di Bukit Esquiline, salah satu dari tujuh bukit di mana kota itu awalnya dibangun. Saat ini, tempat itu berada di sekitar Piazza Vittorio Emanuele II.
Mencari kesenangan dalam banyak cara
Caligula yang memerintah Roma dari tahun 37 hingga 41 M, disebut-sebut sebagai kaisar sesat oleh banyak sejarawan. Ia mencari kesenangan dalam banyak cara, melakukan inses dengan saudara perempuannya, menyuruh istrinya telanjang di depan tamu.
“Konon sang kaisar dipercaya memaksa pria dan wanita berpangkat tinggi untuk berhubungan seks dengannya,” Bartek menambahkan.
Budaya taman Romawi berkembang pesat setelah 60 SM. Taman Romawi dipengaruhi oleh teknik berkebun Mesir, Persia, dan Yunani. Taman Romawi indah namun berbeda dengan yang dimiliki oleh Caligula.
Fakta bahwa sang kaisar memelihara binatang eksotis di kebunnya tidak terlalu mengejutkan. Sebagai kaisar, ia ingin memiliki yang terbaik dari segalanya. Para ilmuwan juga menemukan benih tanaman eksotis yang diimpor, serta sisa-sisa tangga marmer putih yang menghubungkan berbagai tingkat taman.
Apakah Caligula benar-benar gila?
Apakah Caligula gila? Ini adalah pertanyaan yang coba dijawab oleh beberapa sejarawan. Jika Caligula benar-benar gila, mengapa ia tidak disingkirkan dari pandangan publik secara diam-diam dan ditempatkan di bawah perawatan seorang dokter? Apakah jalan termudah untuk menyingkirkannya adalah dengan membunuhnya?
Sejarah Caligula menarik karena bisa jadi beberapa kisah tentangnya itu terlalu dibuat-buat.
Baik interpretasi modern maupun kuno menyimpulkan dari dugaan bukti bahwa Caligula gila. Tetapi apakah dugaan ini memang benar?
Aloys Winterling menulis tentang kisah yang berbeda dari kaisar yang terkenal. Ia membuka perspektif baru tentang manusia dan zamannya. Ia berkisah dengan latar belakang konteks sistem politik dan hubungan yang berubah antara senat dan kaisar selama masa Caligula. Winterling menemukan rasionalitas baru yang menjelaskan kebrutalannya yang terkenal kejam.
No comments:
Post a Comment