Monday, February 28, 2022

Tengkorak Kuno dari Cina dan Kisah Asal-Usul Manusia


Manusia telah sejak lama mempertanyakan asal usulnya sendiri, dan salah satu hasil yang diperoleh dari pertanyaan itu adalah sesuatu yang kemudian terkenal sebagai teori evolusi.

Teori evolusi didasarkan pada penemuan-penemuan fosil dari zaman lampau, yang kemudian teridentifikasi sebagai “awal manusia”. Fosil-fosil tengkorak itu telah berusia ribuan tahun, dan memberi pengetahuan pada manusia masa kini mengenai bagaimana manusia berproses, hingga menjadi seperti sekarang.

Catatan tentang asal usul manusia juga tidak ada habisnya untuk selalu diperbarui. Dari waktu ke waktu, seiring penemuan demi penemuan yang terjadi, kisah mengenai asal usul manusia terus dilengkapi atau bahkan diubah. Mungkin, asal usul manusia kali ini perlu ditulis ulang atau dipikirkan ulang.

Belum lama ini, peneliti menemukan tengkorak kuno dari China. Setelah dianalisis, tengkorak tersebut menunjukkan banyak kemiripan dengan fosil manusia yang paling awal ditemukan di Maroko, Afrika Utara, sekitar 10.000 kilometer ke barat.

Temuan tengkorak asal China ini menjadi petunjuk bahwa manusia modern tidak hanya berasal dari nenek moyang Afrika seperti yang dipahami selama ini.

Diyakini, selama ini, berdasarkan bukti fosil spesies, manusia muncul di Afrika sekitar 200.000 tahun yang lalu.

Terlebih, penelitian genetik manusia modern menunjukkan bahwa semua manusia berasal dari satu populasi tunggal yang meninggalkan Afrika sekitar 120.000 tahun lalu untuk menyebar ke seluruh dunia.

Kelompok Afrika disebut sebagai sumber semua gen manusia modern. Memang, ada beberapa gen yang diperoleh setelah melakukan perkawinan silang dengan spesies lain seperti Neanderthal (manusia purba yang punah sekitar 40.000 tahun lalu. Mereka muncul di Eropa dan berkembang di Asia Barat Daya, Tengah, dan Utara).

Namun, tengkorak Dali yang ditemukan Liu Shuntang di daerah Dali, Provinsi Shaanxi, China, pada 1978, dengan kondisi sangat lengkap, itu dianalisis lebih mendalam sehingga dapat menjadikannya bukti untuk membantah teori sebelumnya.

Penelitian yang sudah diterbitkan pada April, di Quaternary International, menyebut tengkorak tersebut berusia 260.000 tahun, yang artinya lebih tua dari tengkorang yang ditemukan di Afrika.

Seperti dilansir dari New Scientist, Rabu (15/11/2017), penelitian awal pada 1979 menyebut tengkorak Dali adalah kelompok Homo erectus (manusia purba Jawa). Spesies hominin itu diduga tiba di Asia Tenggara sekitar 1,8 juta tahun yang lalu, dan diduga hilang dari kelompoknya sekitar 140.000 tahun yang lalu.

Dua tahun kemudian, Xinzhi Wu dari Chinese Academy of Sciences, Beijing, menyadari bahwa wajah tengkorak Dali memiliki banyak kesamaan dengan Homo sapiens.

Dalam abstrak penelitian tersebut, tengkorak Dali disebut sebagai fosil kunci untuk memahami evolusi manusia di China.

No comments:

Post a Comment