Tuesday, July 5, 2022

Lengkungan Darwin, Formasi Batuan Ikonik di Galapagos, Ambruk ke Laut

 


Erosi akhirnya berdampak pada Darwin's Arc atau Lengkungan Darwin, formasi batuan alami di lepas pantai Kepulauan Galápagos yang terpencil. Erosi telah mebuat bagian atas lengkungan tersebut runtuh dan jatuh ke Samudra Pasifik pada hari Senin lalu ketika sejumlah turis sedang menyaksikan formasi batuan tersebut dengan kagum, kata pejabat Ekuador.

Terletak kira-kira 600 mil di sebelah barat daratan Ekuador dan kurang dari satu mil dari Pulau Darwin yang tidak berpenghuni, lengkungan ikonik dan terkenal itu sekarang menjadi tumpukan puing di antara dua pilar, lapor The New York Times.

"Runtuhnya Lengkungan Darwin, jembatan alami yang menarik yang ditemukan kurang dari satu kilometer dari area utama Pulau Darwin, telah dilaporkan," kata Kementerian Lingkungan Hidup Ekuador dalam pernyataannya, seperti dilansir AccuWeather.

Foto-foto ambruknya Lengkungan Darwin itu juga diunggah di akun media sosial kementerian itu pada hari Senin di samping pernyataan yang mengonfirmasi berita tersebut.
slo
Nama Lengkungan Darwin diambil dari nama nama ilmuwan abad ke-19 Charles Darwin, yang mengembangkan teori evolusinya melalui seleksi alam saat mengamati satwa liar di Kepulauan Galapagos. Lengkungan itu terdiri dari dua pilar yang sekarang disebut "Pilar Evolusi," menurut perusahaan tur Aggressor Adventures, yang mengatur perjalanan grup ke berbagai tujuan di seluruh dunia. Bagian atas lengkungan itu berdiri sekitar 141 kaki di atas permukaan air, menurut The Associated Press.

Perusahaan tur membagikan gambar Lengkungan Darwin yang jatuh di Facebook yang menunjukkan bahwa salah satu grup turnya menyaksikan insiden jatuhnya bagian atas lengkungan tersebut.

“Sayangnya hari ini, tamu-tamu kita dari Galapagos Aggressor III mengalami kejadian sekali seumur hidup. Pagi ini pukul 11:20 waktu setempat, Lengkungan Darwin yang terkenal di dunia roboh di depan mata mereka. Sekarang hanya ada dua pilar yang tersisa. Beberapa di industri penyelaman & perjalanan sudah menyebut ini sekarang sebagai 'Pilar Evolusi'. Kami akan merindukan situs ikonik ini," tulis Aggressor Adventures di laman Facebook-nya.

Runtuhnya bagian atas Lengkungan Darwin yang ikonik ini tentu membuat banyak orang merasa kehilangan. “Jelas semua orang dari Galapagos merasa rindu karena itu adalah sesuatu yang kita kenal sejak masa kanak-kanak, dan mengetahui bahwa itu telah berubah sedikit mengejutkan,” ujar Washington Tapia, direktur konservasi di Galapagos Conservancy, seperti dilansir AP.


“Namun, dari sudut pandang ilmiah, itu adalah bagian dari proses alami. Kejatuhan ini pasti karena proses eksogen seperti pelapukan dan erosi yang biasanya terjadi di planet kita."

Perairan di sekitar formasi batuan yang terkenal di dunia itu dikenal sebagai tujuan utama para penyelam, dengan tur dari pulau-pulau utama yang menawarkan kesempatan untuk bertemu dengan berbagai jenis spesies termasuk hiu, penyu, lumba-lumba, dan pari manta. Jadi ada banyak orang yang pernah menyaksikan langsung lengkungan ikonik tersebut dan akan merasa kehilangan saat mengunjungi wilayah itu lagi.

Bagaimanapun, takdir alam berkata lain dan banyak situs lain yang juga sedang mengalami ancaman kehancuran serupa. Sebab, setiap harinya bangunan-bangunan dan pulau-pulau terkenal di seluruh dunia sebenarnya berada di bawah ancaman erosi, baik karena berjalannya waktu maupun akibat cuaca buruk.

Untuk kasus Lengkungan Darwin di wilayah perairan Galapagos, El Niño—pola iklim yang terkait dengan perairan Pasifik yang lebih hangat daripada biasanya di dekat khatulistiwa—juga dapat berperan dalam erosi tersebut. Selain itu, kedekatan Kepulauan Galápagos dengan tiga arus laut berbeda yang bertemu di dekat lokasi situs tersebut juga menambah elemen ancaman yang mereka hadapi.

No comments:

Post a Comment