20 Februari 1959, sebuah tim pencari diturunkan untuk mencari para pendaki yang hilang di Pegunungan Ural, Rusia. Awalnya tim pencarian hanya terdiri dari dosen dan mahasiswa Ural Polytechnic Institute. Kemudian polisi dan tentara juga diturunkan untuk membantu pencarian menggunakan pesawat dan helikopter. Namun apa yang mereka temukan akan menjadi insiden pendaki paling mengerikan dan misterius yang pernah ada.
Akhir Januari 1959, sekelompok orang pendaki dari Ural Polytechnic Institute berangkat ke Pegunungan Ural dipimpin oleh Igor Dyatlov (yang setelahnya menjadi nama insiden ini). Pendaki berjumlah 10 orang yang terdiri dari 8 orang pria dan 2 orang wanita. Para pendaki ini merupakan orang-orang profesional dan telah berpengalaman melakukan ekspedisi.
10 orang pendaki pada insiden Dyatlov Pass |
Berangkatlah 10 orang pendaki tersebut dengan tujuan lereng gunung Otorten yang letaknya di Pegunungan Ural. Rute tujuan yang akan mereka tempuh ini sebenarnya tergolong ekspedisi tingkat III (paling sulit). Mereka menggunakan kereta saat tiba di Ivdel pada 25 Januari 1959. Selanjutnya mereka menggunakan truk untuk berangkat ke Vizhai. Vizhai adalah pemberhentian terakhir sebelum mereka berangkat ke Otorten.
Para pendaki berangkat menggunakan truk menuju Vizhai |
Namun diperjalanan sebelum mereka menuju ke Otorten, salah satu pendaki yaitu Yuri Yudin jatuh sakit dan akhirnya tidak ikut rombongan pendaki melanjutkan ekspedisi ke Otorten. Sakit itulah yang akhirnya menyelamatkan Yuri Yudin dan menjadi satu-satunya pendaki yang selamat dalam insiden mengerikan ini.
Yuri Yudin (tengah) dipeluk Dubinina. Yuri Yudin terpaksa tidak melanjutkan ekspedisi karena sakit |
Sembilan orang pendaki kemudian melanjutkan perjalanan mereka dipimpin oleh Igor Dyatlov. Dari diary yang ditemukan tertulis bahwa pada tanggal 31 Januari 1959 para pendaki mulai bersiap untuk melakukan pendakian. Kondisi semua pendaki bak-baik saja, bahkan makanan dan peralatan mereka dalam kondisi surplus.
Hari berikutnya tanggal 1 Februari 1959 mereka mulai mendaki seperti yang direncanakan. Mereka berencana mendirikan tenda karena cuaca yang makin memburuk menyebabkan badai salju dan menurunnya daya lihat. Namun mereka tiba-tiba tersesat, kehilangan arah, dan mulai menuju ke barat tepatnya Kholat Syakhl (yang dalam bahasa lokal di sana berarti gunung kematian). Mereka pun akhirnya mendirikan tenda di sana.
Foto terakhir para pendaki sebelum akhirnya ditemukan tewas |
Para pendaki ini dijadwalkan kembali ke Vizhai pada 11 Februari 1959 dan akan mengirimkan telegraf dari Vizhai sehari setelahnya. Namun telegraf yang dijanjikan oleh ketua pendaki, Igor Dyatlov tersebut tak pernah sampai. Tidak adanya kabar dari para pendaki membuat keluarga mereka cemas, dan akhirnya memutuskan untuk melakukan pencarian. Pencarian besar-besaran pun dilakukan. Melibatkan mahasiswa, dosen, polisi dan tentara. Tak kurang dari pesawat dan helikopter juga diterbangkan untuk membantu pencarian.
Setelah melakukan pencarian akhirnya pada tanggal 26 Februari 1959 tim pencari berhasil menemukan sebuah tenda di Kholat Syakhl. Tenda yang ditemukan tersebut telah dalam kondisi rusak dan anehnya semua sepatu dari kelompok pendaki ini ditemukan masih berada di dalam tenda. Keganjilan dari insiden ini pun dimulai.
Tim penyelamat menemukan tenda yang telah rusak dan tertutup salju |
Tenda ditemukan dalam keadaan rusak, namun bukan dari luar tetapi dari dalam. Para pendaki diperkirakan keluar dari tenda dengan tergesa-gesa, bertelanjang kaki tanpa mengenakan sepatu mereka. Dari jejak kaki yang ditemukan di sekitar tenda mereka terlihat terburu-buru menuju ke arah hutan.
Dua mayat pendaki ditemukan di bawah pohon cedar tak jauh dari tenda tadi. Ranting pohon tersebut anehnya rusak sampai ketinggian 5 meter. Diduga dua orang pendaki berusaha menyelamatkan diri dengan memanjat pohon. Mereka adalah Krivonischenko dan Doroschenko ditemukan tanpa sepatu dan hanya mengenakan pakaian dalam dengan kulit jari mengelupas.
Dua mayat pendaki ditemukan di bawah pohon cedar tak jauh dari tenda tadi. Ranting pohon tersebut anehnya rusak sampai ketinggian 5 meter. Diduga dua orang pendaki berusaha menyelamatkan diri dengan memanjat pohon. Mereka adalah Krivonischenko dan Doroschenko ditemukan tanpa sepatu dan hanya mengenakan pakaian dalam dengan kulit jari mengelupas.
Pohon cedar yang diduga dipanjat dua orang korban |
Sementara itu, tiga mayat lainnya ditemukan di antara pepohonan dan tenda yang mereka bangun tidak jauh dari penemuan dua mayat sebelumnya yaitu Slobodin, Kolmogorova, dan Dyatlov. Posisi mayat terlihat seperti mereka ingin kembali ke tenda. Mereka ditemukan dalam keadaan buta bahkan salah satu diantaranya mengalami keretakan pada tengkorak. Sementara itu 4 mayat pendaki yang lainnya ditemukan setelah 2 bulan lebih pencarian.
4 Mei 1959 akhirnya empat korban lainnya ditemukan. Mereka ditemukan tertimbun salju sedalam 4 meter di dalam hutan 75 meter dari pepohonan cedar. Mereka berempat anehnya ditemukan dengan pakaian lengkap namun dengan kondisi yang jauh lebih parah dibandingkan 5 rekan mereka sebelumnya.
Anehnya 4 orang ini menggunakan pakaian teman mereka yang telah meninggal di dekat tenda. Misalnya saja Zolotariov ditemukan mengenakan mantel dan topi Dubinina, sedangkan kaki Dubinina terbungkus potongan celana Krovinishenko.
Anehnya 4 orang ini menggunakan pakaian teman mereka yang telah meninggal di dekat tenda. Misalnya saja Zolotariov ditemukan mengenakan mantel dan topi Dubinina, sedangkan kaki Dubinina terbungkus potongan celana Krovinishenko.
Keempat orang terakhir ini ditemukan dengan kondisi sangat mengerikan. Nikolai ditemukan dengan tulang tengkorak hampir pecah. Sementara itu Kolevatov dan Zolotarev mengalami patah tulang rusuk dan luka dada yang parah. Wanita terakhir yaitu Dubinina bahkan ditemukan dalam keadaan lidah terpotong dan bola mata yang hilang.
Keanehan dan kengerian tidak berhenti sampai di sana karena setelah penyelidikan dilakukan, pada pakaian beberapa korban ditemukan unsur radio aktif dalam tingkat yang sangat tinggi. Sementara itu, dokter yang melakukan pemeriksaan pun mengatakan bahwa luka yang para korban dapati tidak mungkin disebabkan oleh manusia. Traumanya sama seperti korban yang tertabrak mobil.
Ada banyak spekulasi dan teori yang berkembang setelah insiden Dyatlov Pass ini. Sebuah teori mengatakan bahwa kemungkinan besar mereka tewas karena menderita hipotermia. Cuaca yang sangat dingin, bahkan mencapai -30 derajat menyebabkan mereka mati kedinginan. Teori ini pun mencoba menjawab mengapa para pendaki secara tiba-tiba dari tenda. Teori ini mengatakan bahwa para pendaki mengalami semacam halusinasi hingga pergi keluar tanpa mengenakan pakaian dan bertelanjang kaki.
Teori lain mengungkapkan kalau telah terjadi badai salju dahsyat yang menyebabkan longsor. Sehingga para pendaki terburu-buru keluar dari dalam tenda tanpa memakai pakaian dan tanpa alas kaki. Walaupun teori ini terlihat paling masuk akal, namun tidak menjawab mengapa kondisi mayat yang ditemukan sangat mengenaskan bahkan sampai kehilangan lidah dan bola mata.
Teori lainnya adalah mereka diduga diserang oleh suku Mansi yang mendiami daerah itu. Teori lainnya yang tidak kalah kontroversial adalah adanya markas militer Sovyet tersembunyi di daerah itu. Teori ini seolah ingin menjawab kenyataan ditemukannya unsur radioaktif tinggi pada pakaian korban. Perlu diketahui juga pada saat itu Rusia (dulu Uni Sovyet) masih sangat tertutup. Tidak menutup kemungkinan ada pihak militer yang mencoba menyembunyikan fakta-fakta kasus ini.
Kasus kematian yang sama di Kholat Syakhl |
Ada fakta menarik dan juga mengerikan. Pada Insiden Dyatlov Pass ada 9 orang pendaki tewas di Kholat Syakhl. Sebelumnya juga ada 9 orang suku mansi ditemukan tewas di Kholat Syakhl dengan lokasi tak jauh dari para korban Dyatlov Pass ditemukan. Dan yang terakhir pada tahun 1991, sebuah pesawat juga mengalami kecelakaan tak jauh dari lokasi tersebut. Coba tebak berapa jumlah penumpang pesawat? Ya, benar 9 orang. Kebetulankah? Entahlah..
No comments:
Post a Comment