Cina dikenal dengan sejarahnya yang amat panjang dan beragam. Sebabnya adalah peradaban manusia sudah muncul di kawasan ini sejak masa ribuan tahun sebelum Masehi.
Rakyat Cina pada masa lampau juga percaya kalau pemimpin kerajaan pada masa itu adalah sosok yang memiliki hubungan dengan para dewa.
Atas keyakinan itulah, banyak raja dan kaisar Cina yang memiliki kendali mutlak saat memerintah. Namun tidak jarang mereka menyalahgunakan kekuasaan tersebut untuk melakukan hal-hal yang kurang terpuji atau bahkan terkesan konyol.
Berikut ini adalah pemimpin dari masa Cina kuno yang diketahui pernah melakukan tindakan-tindakan gila.
Membuat Danau Berisi Minuman Keras
Kita tentunya pernah mendengar istilah “kolam susu” untuk menggambarkan suatu tempat yang penuh dengan kenikmatan.
Kalau untuk raja Zhou, kenikmatan macam itu bisa diwujudkan dengan membangun kolam berisi minuman anggur – dalam makna yang sesungguhnya.
Saat dirinya masih berkuasa, raja Zhou pernah memerintahkan pembangunan danau kecil yang diisi dengan minuman anggur.
Danau ini cukup besar untuk diisi oleh beberapa perahu kecil sekaligus. Dengan membayangkan ukurannya saja, tentunya jumlah minuman anggur yang dibutuhkan untuk mengisi danau buatan ini sama sekali tidak sedikit.
Namun ide nyeleneh dari raja Zhou masih belum berhenti sampai di sana. Ia juga memerintahkan pembangunan pulau kecil lengkap dengan pohonnya di tengah-tengah danau.
Namun pohon yang ditanam di pulau tersebut bukanlah pohon biasa, melainkan pohon buatan yang terbuat dari daging.
Setiap kali Zhou ingin menghabiskan waktu sambil bersenang-senang, Zhou akan berperahu di danau tersebut bersama dengan para gundiknya sambil memetik daging yang ada di tengah danau.
Kenikmatan duniawi yang coba diwujudkan oleh Zhou semasa bertahta berbanding terbalik dengan akhir masa pemerintahannya yang tragis.
Saat timbul pemberontakan oleh mereka yang tidak menyukai kepemimpinannya, Zhou nekat mengakhiri hidupnya sendiri dengan cara melakukan bakar diri.
Saat raja yang baru dilantik menggantikan dirinya, ia memerintahkan penghancuran danau berisi minuman anggur tadi.
Meninggal Saat Angkat Berat
Raja Wu adalah sosok yang sangat terobsesi akan keperkasaan. Menurutnya, hanya orang dengan fisik yang kuat yang pantas diserahi kekuasaan dan jabatan tinggi.
Oleh karena itulah begitu ia mulai berkuasa, Wu memecat para pegawai pemerintahan yang dianggap berfisik lemah dan menggantinya dengan orang-orang yang berotot.
Untuk menentukan orang-orang yang menempati jabatan tinggi di pemerintahan, Wu akan melakukan sayembara dengan cara memerintahkan orang-orang mengangkat benda berat hingga melampaui kepalanya.
Obsesi Wu akan keperkasaan sayangnya juga turut memberikan andil atas kejatuhannya. Suatu hari, Meng Yue yang dikenal sebagai salah satu orang terkuat di kerajaannya menantang Wu dalam kontes mengangkat periuk masak.
Saat giliran Wu untuk mengangkat periuk masak tiba, hal yang tidak diduga kemudian terjadi. Lutut Wu terkilir akibat tidak kuat menahan berat sehingga Wu kemudian jatuh tersungkur ke tanah.
Sesudah peristiwa tersebut, Wu harus menghabiskan sisa hidupnya dalam kondisi sakit-sakitan. Karena Wu menganggap kalau sakit yang dideritanya merupakan kesalahan Meng, Wu kemudian memerintahkan supaya Meng dan keluarganya dibunuh kendati Meng tidak melakukan kecurangan apapun saat menantang Wu.
Kencing di Topi Orang Terpelajar
Bagi Kaisar Gaozu, pendidikan bukanlah hal yang penting. Menurutnya suatu negara hanya bisa mencapai kejayaannya jika memiliki militer yang kuat dan rakyatnya tunduk pada pemerintahan pusat.
Karena pola pikir itulah, Kaisar Gaozu enggan meluangkan waktunya untuk membaca buku ataupun berdiskusi mengenai filsafat.
Kepada penasihatnya, Gaozu beralasan kalau membaca buku merupakan hal yang tidak berguna karena selama ini ia bisa menempati posisinya yang sekarang dengan menunjukkan keterampilannya di atas kuda.
Namun rasa tidak suka Kaisar Gaozu kepada pendidikan tidak terbatas pada sekedar enggan membaca buku. Ia juga menunjukkan rasa jijik kepada orang-orang yang menghabiskan waktu untuk membaca buku dan mengumpulkan ilmu.
No comments:
Post a Comment