Monday, March 7, 2022

Sutra Laba-Laba Darwin - Material Terkuat di Dunia?

Darwin's bark spider (Caerostris darwini) adalah laba-laba penenun yang menghasilkan salah satu jaring orb terbesar yang diketahui, ukuran jaring berkisar dari 900 - 28.000 cm2, dengan garis jangkar mencakup hingga 25 meter (82 kaki). Laba-laba ini ditemukan di Madagaskar di Taman Nasional Andasibe-Mantadia  pada tahun 2009. Nama Spesies ini diberikan untuk menghormati naturalis Charles Darwin, dengan deskripsi yang dipersiapkan tepat 150 tahun setelah publikasi The Origin of Species, pada tanggal 24 November 2009.
Sutra yang dihasilkan laba-laba ini adalah material biologis terkuat yang pernah dipelajari, lebih dari sepuluh kali lebih kuat dari sepotong Kevlar yang berukuran sama. Ketangguhan rata-rata serat sutra adalah 350 juta J/m3, dan ada pula yang sampai 520 juta J/m3, membuat sutra laba-laba jenis ini dua kali lebih kuat dari sutra laba-laba lain yang dikenal.


Menariknya, jika anda pernah melihat film Spiderman 2, pada adegan dimana spiderman memberhentikan kereta api yang melaju kencang dengan jaring-jaringnya yang dia tancapkan di beberapa gedung, Maka jaring laba-laba kulit-pohon Darwin ini dapat melakukannya.
Tiga orang mahasiswa fisika dari universitas Leicester telah menghitung besarnya gaya yang dibutuhkan untuk mengatasi momentum kereta api, yaitu sekitar 300 ribu Newton. 

Untuk menghindari jaring dari sobek/putus, maka setiap meter kubik jaring harus menyerap energi hampir sebesar 500 juta Joule. Nah, jika laba-laba ini sebesar spiderman, maka dia akan mampu memberhentikan 4 gerbong kereta api bawah tanah (subway train) newyork yang sedang melaju dengan kecepatan penuh. Penelitian mereka ini telah dipublikasikan di University of Leicester's Journal of Physics Special Topics, edisi terbaru bulan ini.


Selain itu, jaring laba-laba kulit-pohon Darwin ini merupakan jaring laba-laba terpanjang yang pernah diamati, dan juga merupakan salah satu jaring orb terbesar yang pernah dilihat, di daerah yang mencakup hingga 2,8 meter persegi (30 sq ft). Nephila komaci, yang ditemukan pada tahun 2009, dan beberapa spesies Nephila lainnya, juga membuat jaring yang dapat melebihi 1 m.

Menurut profesor Ingi Agnarsson, direktur Museum Zoologi di Universitas Puerto Rico, jaring laba-laba darwin ini menempati niche biologis yang unik: "Mereka membangun jaring mereka di atas sungai, danau atau badan air lainnya, sebuah habitat dimana tidak ada laba-laba lainnya yang dapat menempati". Posisi ini memungkinkan laba-laba untuk menangkap mangsanya yang terbang di atas air. Sutra yang kuat dan jaring yang besar dianggap memiliki koevolusi pada saat yang sama, saat laba-laba beradaptasi dengan habitat.


Pertanyaan yang menarik adalah bagaimana laba-laba yang relatif kecil ini membangun dan mempertahankan struktur yang besar seperti itu dengan semangat yang tak kenal lelah. Jaring yang besar tentu memungkinkan untuk menyediakan sumber makanan yang banyak, Profesor Agnarsson dan Kuntner menyaksikan tangkapan puluhan serangga pada jaring pada suatu waktu. Mereka tidak melihat laba-laba menangkap burung atau kelelawar, meskipun itu mungkin.


Seperti laba-laba lain dari genus ini, laba-laba kulit-pohon Darwin menampilkan dimorfisme seksual yang ekstrim, betinanya berukuran lebih besar (15-18 mm) daripada jantannya berukuran kecil (6 mm. Jantan remaja juga membuat sarang, namun perilaku seperti ini mereka tinggalkan begitu beranjak dewasa, dan energi mereka, mereka alihkan hanya untuk seks.

No comments:

Post a Comment