Pompeii menjadi salah satu kota kuno yang terdampak letusan Gunung Vesuvius di tahun 79 Masehi. Serpihan abu dan material-material vulkanik menutupi kota dengan cepat hingga kedalaman tiga meter.
Terkubur selama berabad-abad, sejak tahun 1700-an hingga saat ini ragam temuan didapati di kota kuno Pompeii. Salah satunya adalah sisa-sisa jasad seorang pria kaya bersama pria lainnya yang lebih muda dan berstatus sebagai budak.
Kedua pria ini ditemukan berdekatan dan dalam keadaan berbaring pada tahun 2020. Dikutip dari Guardian, pria yang lebih tua memakai tunik dan diperkirakan berusia antara 30–40 tahun. Memiliki struktur tulang yang lebih kuat, terutama di area dada.
Sedangkan pria yang lebih muda berusia sekitar 18–25 tahun dan memiliki tulang belakang yang tertekan. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan pria muda ini seorang pekerja kasar atau budak, pria ini mengenakan tunik pendek berlipit.
Melansir Ancient Archeology, tim arkeolog menemukan jasad kedua manusia ini di koridor bawah tanah dari bangunan yang hancur di bawah abu setebal enam kaki atau 1,6 meter. Direktur umum taman arkeologi, Massimo Osanna mengemukakan dugaannya terkait lokasi penemuan dua pria itu.
"Para korban mungkin mencari perlindungan di cryptoporticus, di ruang bawah tanah ini. Di mana mereka pikir, mereka lebih terlindungi,” kata Massimo Osanna kepada Associated Press.
Tangan dan kaki yang mengepal menjadi bukti kalau keduanya meninggal karena sengatan panas. Para arkeolog mengawetkan jenazah keduanya dengan menggunakan variasi teknik yang dikembangkan oleh Giuseppe Fiorelli, seorang arkeolog asal Italia pada tahun 1863.
Prosesnya dengan menuangkan kapur cair dalam rongga tubuh. Nah, cairan ini akan mengisi celah pada tulang dan gigi, sehingga membentuk cetakan tubuh serupa dengan saat-saat terakhir korban.
Kedua korban ini ditemukan di Civita Giuliana, sekitar 750 meter barat laut tembok kota kuno Pompeii. Vila ini berada di area properti pribadi. Penggalian ditugaskan oleh pemerintah pada tahun 2017 ketika para arkeolog turun tangan untuk membantu mencegah penjarah masuk ke situs dan mencuri artefak.
Sebelum penemuan sisa-sisa dua jasad pria ini, dilansir dari laman resmi Pompeii, pada tahun 2018 lalu masih di Civita Giuliana ditemukan juga sisa-sisa jasad kuda. Hewan herbivora ini tergeletak dengan sisi kiri menghadap ke tengah. Sayangnya, bagian tungkai sedikit rusak karena penjarah makam.
Kuda ini diperkirakan memiliki tinggi 150 sentimeter. Perlu diingat bahwa kuda pada masa itu mungkin lebih kecil dibandingkan dengan kuda yang hidup sekarang. Maka dari itu kuda Civita Giuliana seakan menujukkan kalau hewan berkaki empat ini dikembangbiakkan secara khusus karena ukurannya yang terbilang besar.
Disebutkan kalau kuda Civita Giuliana termasuk dimiliki oleh seseorang dengan status sosial yang tinggi. Melihat dari ukuran kuda yang cukup besar, menjadi indikator kekayaan sang empunya. Ditambah lagi tali pengikat kuda terbuat dari besi dan perunggu. Sayangnya, kuda di sini bernasib sama dengan kuda lainnya yang berada di dalam istal saat letusan gunung terjadi.
Erupsi Gunung Vesuvius di tahun 79 Masehi tidak hanya menghancurkan kota kuno Pompeii yang kala itu memiliki jumlah penduduk antara 10.000 dan 20.000. Selain Pompeii, daerah lain yang hancur karena erupsi gunung adalah Herculanaeum, Stabiae, dan Torre Annunziata.
No comments:
Post a Comment